Rabu, 24 Maret 2010

Pelajar SMK Kokap Mengundurkan Diri


Kulonprogo – Sebanyak 36 orang siswa SMK Negeri Kokap mengundurkan diri dari kegiatan pendidikan belajar mengajar. Ini merupakan buntut kekecewaan siswa terhadap minimnya fasilitas yang ada, dan tidak adanya kepedulian dari pihak-pihak terkait.

Pengunduran diri ini ditandatangani 36 siswa tertanggal 22 Maret kemarin. Surat ini ditujukan kepada Kepala Dinas pendidikan Kulonprogo, dengan alasan dinas tidak memberikan fasilitas belajar yang layak. Gedung saja dipinjami oleh SMK Muhammadiyah 1 Kokap.

Informasi MD menyebutkan, para siswa kecewa dengan sikap DPRD yang tidak memberikan tanggapan atas pengaduan yang telah disampaikan. Pemda juga dituding tidak konsekuen terhadap janji saat audiensi beberapa waktu lalu. Dana belajar mengajar justru dihimpun dari patungan beasiswa pelajar.

Para siswa juga menyampaikan permintaan maaf kepada Camat Kokap, para guru dan karyawan serta pihak-pihak terkait lainnya yang selama ini sudah membantu sekolah mereka.

“Sebenarnya kami cukup senang dengan jurusan kriya di sekolah ini,” jelas Dwi Sasongko salah satu siswa. Para siswa sendiri sempat membuat pameran lukisan karya siswa untuk menujukkan eksistensi mereka kendati sarana minim.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah SMK I Kokap Suyatno ketika dikonfirmasi masalah ini mengaku tidak tahu menahu. Sekolah belum menerima surat pengunduran dari siswa. Selama ini proses belajar mengajar berjalan cukup baik. Bahkan pada akhir pekan kemarin, tidak ada tanda-tanda apapun siswa akan membuat pengunduran diri.

“Saya malah tidak tahu karena tidak dapat surat,” kilahnya.

Menurutnya, tidak adanya proses belajar mengajar diakibatkan sebagian guru tengah menjadi pengawas ujian nasional. Para siswa justru diberikan tugas mengurus administrasi pendidikan di setiap desa, untuk memperoleh beasiswa pendidikan. Selama itu pula, siswa diberikan Pekerjaan rumah.

Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo Sri Mulatsih Damar Rahayu mengaku belum menerima surat dari siswa-siswa SMK I Kokap Jurusan Kriya. Dirinya menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh sejumlah siswa ini.

Menurutnya, dinas tengah mencoba mengupayakan proses dan penyediaan fasilitas pendidikan dan gedung sekolah. Melalui APBD kabupaten 2010 ini, akan dikucurkan dana Rp 101,618 juta untuk mendukung operasional sekolah. Sedangkan untuk pembangunan fisik dialokasikan Rp 153,682 juta. Dinas juga mengajukan usulan satu paket unit pendirian gedung sekolah ke pemerintah pusat sebesar Rp 700 juta.

“Pencairan dana sedang proses, terus terang saya kecewa,” jelas Sri Mulatsih. Dinas, kata dia, secepatnya akan melakukan koordinasi dengan sekolah dan komite. Jangan sampai rencana mendirikan sekolah jurusan kriya batal. Yang paling penting, jangan sampai ada anak Kulonprogo putus sekolah. (leo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar