Selasa, 06 April 2010

Batik Rusak-Rusak, Keluar Dari Pakem Batik Umum


Kulonprogo – “Berinovasilah dengan beragam motif jika ingin tetap eksis dalam usaha batik” pesan salah satu warga kebangsaan asing saat singgah di sanggar batiknya. Berangkat dari masukan itu, Yoga Suwarta (45) pembatik asal Desa Gulurejo Lendah mulai memunculkan ide gilanya untuk membuat motif batik yang cukup radikal.

Setelah sekitar setahun mengeksplor keahliannya dalam mendesain batik, Yoga pun menemukan motif yang ia namai “batik Rusak-Rusak”. Dinamakan demikian pasalnya karya Yoga ini memang sudah keluar dari pakem motif batik yang ada selama ini. Meski demikian, proses pembuatan batik rusak-rusak ini tetap sama dengan kain batik pada umumnya.

“Bedanya dengan batik lain, motif batik karya saya bisa dibilang campur bawur. Sebab, selain menggabungkan semua motif batik yang ada, pembuatan batik ini juga mendasarkan pada tema tertentu” ujar Yoga saat ditemui di sela-sela kesibukannya.

Jika diamati motif batik rusak-rusak memang tampak “nyleneh” jika dibandingkan dengan motif batik pada umumnya. Batik karya Yoga ini justru mirip dengan lukisan yang menyajikan beragam tema. Ada yang menggambarkan hijaunya pepohonan dan ada pula yang menyajikan tokoh-tokoh pewayangan.

Selain berupa kain lembaran sebagai bahan pakaian, batik rusak-rusak juga diwujudkan dalam berbagai ragam seperti korden, sarung bantal, kipas, bahkan lukisan.Harganya juga beragam, dari yang terkecil sekitar 20 ribu hingga yang termahal Rp 250 ribu. Untuk pemasarannya, di samping membuka outlet di rumahnya, Yoga kelak juga akan bergabung di pasar Seni Kulonprogo.

“Setidaknya kehadiran motif batik rusak-rusak ini dapat mengusir kejenuhan para penggemar batik dengan motif yang itu-itu saja” terang Risa Hajar (30) salah seorang penggemar batik. (leo/ila)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar