Selasa, 06 April 2010

PPLP Tetap Tolak Pambangan Pasir Besi

Kulonprogo – Tolak penambangan pasir besi adalah harga mati. Slogan itu kembali disampaikan Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) dalam merayakan hari jadinya yang keempat di Bugel Panjatan, kemarin.
Ketua PPLP Supriyadi mengatakan sejak awal April 2006 warga peisisir Kulonprogo yang mayoritas berprofesi sebagai petani berkomitmen dalam satu suara, yakni menolak rencana pemerintah untuk membangun proyek tambang pasir besi di Kulonprogo.
“Sudah empat tahun PPLP tetap solid menyuarakan penolakan atas rencana penambangan pasir besi. Dalam perjalanan selama empat tahun, kami telah menunjukkan perubahan. Berbagai langkah telah kami tempuh. Kini kami lebih fokus pada pembuat kebijakan, seperti jajak pendapat (audiensi, red) dan menggalang dukungan ke sejumlah kalangan yang berbobot” terang Supriyadi.
Perayaan hari jadi PPLP diawali dengan mujahadah doa bersama yang diikuti seribuan orang. Setelah gelaran doa bersama selesai, acara dilanjutkan dengan membuat gunungan yang bahannya dari hasil pertanian warga. Gunungan yang kemudian diarak ke desa-desa yang menjadi basis massa PPLP itu akhirnya diperebutkan warga.
Salah satu warga yang hadir, Rupingi (45) menegaskan bahwa target utama PPLP adalah menggagalkan pembangunan tambang pasir besi di pesisir Kulonprogo.
“Demi anak cucu kami dan demi kelestarian lingkungan wilayah pesisir, kami tetap dan akan terus menolak pasir besi.”
Pernyataan Rupingi yang mewakili ribuan warga psisir itu didukung oleh Direktur LBH Jogjakarta Irsyad Thamrin.
“Perjuangan PPLP adalah bentuk perlawanan warga terhadap ketidakadilan yang
ada di negeri ini. Untuk itu, Kami dukung terus perjuangan PPLP” paparnya. (leo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar