Kamis, 15 April 2010

Diperlakukan Tidak Manusiawi, TKI ILegal Melarikan Diri



Kulonprogo – Tidak pernah digaji dan sering mendapat perlakukan buruk dari majikannya membuat seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal yang bekerja di Malaysia, Ngatini (23) warga Pedukuhan Nepi Brosot Galur nekat melarikan diri. Bersama empat orang temannya, Ngatini berhasil menjejakkan kaki di Indonesia setelah menumpang kapal nelayan dan turun di Riau, belum lama ini.


Ngatini tiba di Malaysia sejak September 2009 silam lewat jasa sebuah penyalur tenaga kerja di Gunungkidul. Sesampainya di Malaysia, Ngatini bekerja sebagai buruh di kilang emas Hoong Thye Gold di Penang. Baru beberepa hari bekerja Ngatini dan teman-temannya sudah merasakan ada sesuatu yang tidak beres.


“Kami juga tidak boleh menerima telepon dari keluarga di Indonesia . Untuk mengirim surat saja harus seijin majikan. Bahkan sepulang kerja, kami harus kembali kerumah majikan untuk bersih-bersih. Begitu terus setiap hari tanpa libur sama sekali” ungkap Ngatini dirumahnya kemarin.


Lebih parahnya, selama enam bulan bekerja di Malaysia Ngatini belum pernah menerima gaji sepeser pun. Padahal dalam perjanjian, kata Ngatini, disebutkan bahwa gaji sebesar 600 ringgit Malaysia akan dibayarkan setiap satu bulan sekali.


“Selain itu, paspor, visa kerja, dan handphone kami juga disita” kata Ngatini yang mengaku kapok tidak akan menjadi TKI ilegal lagi.


Mendengar kisah istrinya yang menyedihkan, suami Ngatini, Sungging (25), berniat menuntut pihak penyalur tenaga kerja yang mengirimkan istrinya ke Malaysia .


“Dalam kontrak kerja semula dijelaskan bahwa Ngatini akan kerja selama 2 tahun saja Tetapi dalam kontrak kerja tertulis selama 3 tahun. Penyalur tenaga kerjanya bernama Dwi Astuti” kata Sungging.


Meski sebenarnya kasus ini bukan kewenangan dinas, karena keberangkatannya ilegal, Kepala Dinas Sosial TenagaDinsosnakertrans Yurianti tetap bersedia memantau sejauh mana perkembangan masalah Ngatini sebagai wujud kepedulian moral. (leo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar