Kamis, 15 April 2010

Gitar Buatan Tangan Tetap Digemari



Kulonprogo - Di saat banyak pengusaha kerajinan yang jatuh terpuruk, perajin gitar asal Siwalan Sentolo ini masih terus melenggang. Dialah Iman Tajuid (65). Sejak tahun 1983, ayah dari tiga anak ini masih terus menekuni bakatnya dalam merakit gitar.

Meski dikerjakan secara manual dan hanya menggunakan peralatan sederhana, gitar buah karya Iman kualitasnya tidak kalah jika dibandingkan dengan gitar bikinan pabrik.

“Sejak pertama membuka usaha hingga sekarang, belum ada satupun pelanggan yang mengeluh atau datang untuk mengembalikan gitar karena rusak atau butuh direparasi” bangga Iman.

Saat ditemui di rumahnya, Iman tengah serius mengolah bahan dasar gitar yang terdiri dari kayu mahoni, sonokeling, dan lembaran triplek di sudut rumahnya yang ia sulap menjadi bengkel khusus.

Tangannya yang sudah berkeriput tampak masih lincah membuat pola gitar di atas selembar triplek. Setelah pola terbentuk, dengan cekatan Iman menggergajinya dan merakit menjadi satu bagian dengan alat pres sederhana.

“Ya beginilah proses pembuatannya. Setelah bagian depan dan belakang bodi gitar direkatkan, selanjutnya dijemur di terik matahari. Jika lemnya sudah merekat kuat, gitar dilepas dari alat pres kemudian masuk pada proses pengecatan” paparnya.

Satu gitar akustik karya Iman dibanderol dengan harga antara 250 ribu hingga 350 ribu, tergantung tingkat kerumitannya. Selain pesanan dari perorangan, Iman juga sering menerima pesanan borongan.

“Dulu pernah diborong dari Bengkulu dan Jakarta. Selain itu, beberapa sekolah dan kampus seni juga pernah memesan gitar di sini” imbuh Iman

Selain untuk produksi gitar, bengkel milik Iman juga menerima reparasi segala jenis gitar, baik gitar akustik maupun elektrik. Tarif yang ia pasang pun terbilang sangat murah, yakni sekitar 30 ribu hingga 75 ribu. Jika ada pesanan khusus, Iman juga sanggup mengerjakan softcase (wadah gitar). (leo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar